Budidaya Cabe Rawit Di Dalam Polybag

Cabai adalah yaitu satu komoditas tanaman hortikultura yang punya pengaruh cukup besar dalam perekonomian Indonesia terlebih pengaruhnya pada terjadinya inflasi harga disebabkan tak stabilnya supply bulanan terlebih di musim hujan. Kesempatan untuk melakukan bisnis cabai juga sangatlah besar karena ruang tanam yang masih tetap sedikit sesaat keperluan bakal cabai selalu bertambah yang beresiko pada mahalnya harga cabai.

Ada dua type cabai yang umum dikonsumsi yakni type cabai besar serta cabai rawit. Cabai besar terbagi dalam sebagian type juga salah satunya Cabai merah, cabai hijau, cabai dieng serta cabai keriting. Cabai rawit termasuk juga dalam famili Solanaceae, adalah tanaman berusia panjang serta jika dipelihara dengan baik, keperluan haranya terpenuhi akan tidak mati 2-3 th..

Budidaya cabai rawit didalam polybag dengan cara umum sama juga dengan budidaya cabai merah, tetapi karena tanaman itu berusia lebih panjang yang perlu di perhatikan yaitu pemupukannya semakin banyak.

  • Kriteria Tumbuh 

Cabai rawit bisa ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi, tetapi lebih pas ditanam di ketinggian 0-500 m dpl. Tanaman itu menginginkan tanah gembur, kaya bahan organik serta pH netral (6-7). Tanaman cabai membutuhkan air cukup untuk menyokong pertumbuhannya serta pemberian air tak bisa terlalu berlebih. Intensitas cahaya matahari sangatlah diperlukan dengan kisaran penyinaran 10-12 jam /hari. Suhu maksimal untuk perkembangan tanaman cabai 24° C – 28° C.

  • Perlakuan Benih 

Perlakuan benih itu dikerjakan saat sebelum tanam dengan maksud mempercepat perkecambahan serta kurangi/menyingkirkan hama/penyakit yang terbawa oleh benih. Benih di rendam di air hangat (45°C – 50? C) sepanjang 1 malam atau memakai fungisida Previcur N dengan dosis 1 – 2 cc/liter air sepanjang 1 jam, kemudian benih ditiriskan.

  • Persemaian 

Media semai serta media tanam adalah kombinasi tanah serta pupuk kandang yang telah masak dengan perbandingan 1 : 1. Benih disemai satu persatu dalam bak semai yang telah di isi media semai, lalu benih ditutup dengan media semai lewat cara diayak (disaring). Tempatkan media semai atau media tanam itu ke naungan atap plastik transparan. Posisi naungan plastik itu sebaiknya menghadap ke timur.

Benih yang disemai bakal tumbuh sesudah usia 5 – 7 hari sesudah semai. Supaya bibit tumbuh kuat jadi 1 minggu saat sebelum geser tanam jadi atap persemaian bisa di buka agar benih terima segera cahaya matahari. Benih bakal siap ditanam sesudah berusia 3? 4 minggu.

  • Penanaman 

Saat sebelum bibit ditanam, media semai didalam polybag disiram air sampai jemu. Penanaman dikerjakan sesudah bibit berusia 20 – 30 hari sesudah semai atau sesudah bibit berdaun 4 – 6 helai serta tinggi 5-10 cm. Penanaman baiknya dikerjakan pada sore hari supaya bibit dapat menyesuaikan saat malam hari.

  • Pemupukan 

Pupuk susulan diberikan sesudah tanaman berusia sebulan memakai pupuk NPK (16 : 16 : 16) lewat cara dicampurkan 10 g/liter air, setelah itu disiramkan ke tanaman cabai sejumlah 200ml/polybag dengan interval pemberian 10 hari sekali.

  • Pemeliharaan 

Pemeliharaan tanaman cabai rawit mencakup penyiraman, penyiangan, serta ingindalian OPT. Penyiraman tanaman baiknya dikerjakan saat pagi atau sore hari, sehari sekali atau lihat keadaan tanaman. Pemberian ajir dikerjakan untuk menyokong tanaman berdirinya tanaman. Serta tunas air yang tumbuh dibawah cabang paling utama baiknya dipangkas. Penyiangan dikerjakan dua minggu sekali, yakni lewat cara buang rumput-rumput liar yang ada di dalam polybag.

  • Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) 

Pengendalian OPT dikerjakan jika diketemukan ada tanda-tanda serangan hama ataupun penyakit yang menyerang pertanaman. Ingindalian OPT dapat dikerjakan dengan cara mekanik, yakni lewat cara mengambil hama atau penyakit yang tampak setelah itu dihimpun serta dibakar. Serta ingindalian OPT bisa memakai pestisida kimia ataupun petisida nabati lewat cara disemprotkan. Hama paling utama pada tanaman cabai rawit yaitu thrips (Thrips parvispinus) dengan tanda-tanda serangan yaitupada permukaan bawah daun yang diserang berwarna keperak-perakan, keriput, mengeriting, serta melengkung ke atas. Hama itu menyerang tanaman selama th. terlebih pada musim kemarau. Ingindalian bisa dikerjakan lewat cara pemantauan pada 10-20 tanaman cabai dengan cara berkala (5 hari sekali). Pemakaian perangkap likat warna biru/putih, pemakaian musuh alami, pemakaian tanaman perangkap caisin, danBila diketemukan populasi 5-10 Thrips/daun muda dapat dikendalikan dengan pestisida sesuai sama dosis saran (alternatif paling akhir). Penyemprotan insektisida memiliki bahan aktif Abamektin, Alfa sipermetrin, Permetrin, Piraklofos dan lain-lain.

Sedang penyakit paling utama pada tanaman cabai rawit yaitu penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp) dengan tanda-tanda serangan awaladalah bercak kecil seperti tersiram air, luka itu berkembang dengan cepat hingga ada yang bergaris tengah 3-4 cm. Penyakit itu bikin buah busuk serta bisa menginfeksi buah masak ataupun buah muda. Ingindalian bisa dikerjakan lewat cara lakukan pemantauan dengan cara berkala. Apabila ada daun/buah tanaman sakit, sisi tanaman yang sakit dimusnahkan. Serta pemakaian pestisida bisa dikerjakan bila serangan telah diambang batas disemprot dengan fungisida seperti Antrakol dengan dosis sesuai sama saran.

  • Panen serta Pascapanen 

Buah cabai dipanen sesudah berusia 70 – 120 HST, bergantung pada varietas cabai yang ditanam serta ketinggian tempat. Di dataran rendah umumnya cabai dipanen pada usia 70 hst serta di dataran tinggi pada 120 HST.

Buah cabai terkecuali dikonsumsi fresh dapat juga dikeringkan, terlebih jika panen sangatlah banyak. Langkah pengeringan yang umum dikerjakan adalah buah cabai dijemur dibawah cahaya matahari dengan memakai tampah serta setiap saat dibalik-balik. Penjemuran dikerjakan pada siang hari, sedang saat malam hari cabai dihimpun serta ditutup memakai karung goni atau plastic. Saat pagi hari selanjutnya dijemur kembali. Sekian selanjutnya hingga buah cabai kering.

Comments